Kamis, 22 Agustus 2013

Proposal TA E-Procurement

BAB I
PENDAHULUAN

.
1.        LATAR BELAKANG

       Pembangunan proyek-proyek konstruksi membutuhkan berbagai macam sumber daya dan dalam jumlah yang beragam pula. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka sering dilakukan kegiatan pengadaan yang seringkali lebih dikenal dengan istilah procurement. Pengadaan adalah cara dan proses yang berkaitan dengan penyediaan sumber daya, baik sumber daya yang akan diolah menjadi fasilitas maupun sumber daya pengolahannya.
Beberapa waktu yang lalu proses pengadaan dilakukan dengan sistem konvensional yang mana sistem ini langsung mempertemukan pihak-pihak terkait dalam proses pengadaan baik itu penyedia barang/jasa, pengguna barang/jasa dan panitia pengadaan. Pengadaan yang dilakukan secara konvensional dinilai memiliki beberapa kelemahan yang banyak merugikan seperti mudahnya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) berkembang, serta kurang transparan, kurang efisien dan kurang berfungsi sebagai perangakt untuk memajukan pembangunan. Pengadaan konvensional juga membutuhkan waktu yang lama, sehingga dipandang menyia-nyiakan waktu dan biaya, kurangnya informasi serta kompetisi yang kurang sehat yang berakibat terhadap kualitas pengadaan, terjadi ekslusi terhadap pemasok potensial dan pemberian hak khusus terhadap pemasok tertentu (Tastsis et al,2006).


Beberapa tahun terakhir ini terjadi perkembangan yang pesat pada ilmu pengetahuan dan teknolodi, Dengaadanya kemajuan  di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi menghasilkan inovasi baru yang berkembang menuju lebih baik. Sekarang sudah banyak Elektronik dengan aplikasi-aplikasi yang canggih serta dengan mudah kita mendapatkan jaringan internet.
E-Procurement adalah suatu aplikasi untuk mengelola data pengadaan barang/jasa yang meliputi jasa pengadaan berbasis internet yang didesain untuk mencapai suatu proses pengadaan efektif, efisien dan terintergasi. Dengan E-Procurement dapat mempermudah peserta lelang dari pihak konsultan maupun kontraktor dan mengurangi adanya indikasi kecurangan yang terjadi.
Hadirnya e-procurement belum sepenuhnya mengatasi permasalahan yang ada karena masih ada beberapa kekurangan yang menjadi hambatan dalam proses pelaksanaanya, seperti kurangnya dukungan finansial, terdapat beberapa instansi dan penyedia jasa lebih nyaman dengan sistem sebelumnya (pengadaan konvensional) kuranganya dukungan dari top manajemen, kurangnya skill dan pengetahuan tentang e-procurement serta jaminan keamanan sistem tersebut (Gunasekaran et al., 2009). Selain itu dalam pelaksanaannya di beberapa daerah terdapat keluhan bahwa sistem komputer untuk e-procurement sering macet di saat menjelang deadline tender (Rahardjo, 2010). Salah satu penyebabnya ialah para peserta lelang menunggu hingga menjelang batas akhir waktu penawaran dalam memasukkan aplikasi karena takut penawarannya dibocorkan ke pihak lain. Hal seperti ini disebabkan karena kekurangmatangan pada teknologi informasi serta kurangnya skill dan pengetahuan terhadap e-procurement.
Berdasarkan apa yang telah diuraikan diatas maka permasalahan sistem pengadaan (e-procurement) yaitu berkaitan dengan kinerja dan efisiensi pengadaan barang dan jasa instansi pemerintah sehingga perlu diangkat dalam sebuah penelitian tentang pengaruh penerapan sistem e-procurement terhadap kinerja dan efisiensi pengadaan barang dan jasa konstruksi yang mengambil studi kasus pada instansi jasa konstruksi. Dari penelitian ini diharapkan dapat lebih mengembangkan penerapan sistem e-procurement dan dapat memberikan konstribusi terhadap pengembangan penelitian-penelitian berikutnya mengenai E-procurement.

2.        PERUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan utama dari penelitian ini yaitu:
·      Bagaimana pengaruh penerapan E-procurement terhadap kinerja dan efisiensi pengadaan Jasa Konstruksi pada saat ini di daerah Yogyakarta.
Adapun rincian permasalahan dari permasalahan utama diatas yaitu
sebagai berikut :
1.    Bagaimana penerapan E-procurement pada proses pengadaan Jasa Konstruksi di daerah Yogyakarta pada sampai saat ini?
2.    Variabel-variabel apa saja yang berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kinerja sistem pengadaan dalam penggunaan E-procurement ?
3.   Variabel-variabel apa saja yang berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap efisiensi sisitem pengadaan dalam penggunaan E-procurement ?

3.        TINJAUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.    Mendeskripsikan tentang bagaimana penerapan E-procurement pada proses   pengadaan Jasa Konstruksi di daerah Yogyakarta pada saat ini.
2.    Mengetahui variabel-variabel apa saja yang berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kinerja dari sistem pengadaan dalam penggunaan E-procurement.
3.    Mengetahui variabel-variabel apa saja yang berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap efisiensi dari sistem pengadaan dalam penggunaan E-procurement

4.        MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh penerapan e-procurement dalam pengembangan sistem pengadaan.
2. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat lebih mengembangkan sistem pengadaan berbasis elektronik (e-procurement).
3. Sebagai salah satu bahan informasi tambahan bagi pengembangan penelitian-penelitian berikutnya.

4.        PEMBATASAN MASALAH

Untuk menambah jelasnya materi pembahasan penulisan penelitian ini  dan agar masalah dapat terfokus pada titik permasalahannya sehingga tidak meluas, maka perlu adanya batasan-batasan sebagai berikut:
1. Studi kasus dalam penelitian ini adalah pelaksanaan proses pengadaan yang menggunakan sistem e-procurement.
2. Metode pengadaan elektronik (e-procurement) yaitu berupa E-tendering yang meliputi pelelangan umum/seleksi umum (dengan batasan nilai diatas Rp50.000.000,00) yang meliputi pengadaan barang/jasa lainnya, pengadaan pekerjaan konstruksi dan pengadaan jasa konsultasi dengan cara prakualifikasi dan pascakualifikasi.
3. Obyek penelitian ini adalah Panitia dan Penyedia Jasa Konstruksi yang sudah ikut serta dalam penerapkan E-procurement yang mengacu pada Kepres No 80 tahun 2003.

6.        METODOLOGI

6.1 Model penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode Survei dengan kuisioner sebagai alat pengumpul data-data primer. Penelitian ini mengukur mengenai pengaruh hasil penerapan E-procurement terhadap kinerja dan efisiensi pengadaan. penelitian dilakukan dengan melakukan identifikasi indikator-indikator mengenai hasil penerapan e-procurement. Indikator-indikator yang diperoleh berasal dari hasil studi pustaka mengenai penerapan sistem E-procurement. Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas/independen (X) yang berasal dari hasil-hasil penerapan e-procurement dan variabel terikat/dependen (Y) yaitu kinerja dan efisiensi pengadaan. Variabel kinerja terdiri dari 3 indikator yang meliputi manajemen dan kontrol data, kualitas hasil dan produksi, dan hubungan dengan mitra kerja. Variabel efisiensi dibagi menjadi 2 indikator yang meliputi biaya dan waktu. Indikator-indikator pada variabel Y tersebut diperoleh dari pengelompokan hasil penerapan E-procurement berdasarkan hasil diskusi dan expert judgement.
6.2 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuisioner kepada panitia pengadaan pada Unit layanan Pengadaan Pemerintah Kabupaten atau pihak-pihak yang terlibat dalam sistem E-procurement.
Kuisioner berbentuk Pemgumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner dan wawancara tak terstruktur yang dilakukan terhadap para responden. Responden diberikan waktu beberapa hari untuk mengisi kuisioner dan kemudian diserahkan kembali kepada peneliti, serta melakukan wawancara tak terstruktur terhadap salah satu atau lebih responden yang dianggap paling berkompeten dan berpengalaman di bagiannya sebagai narasumber terhadap beberapa hal yang belum dipahami oleh peneliti.
6.3 Pengukuran Variabel
Pada penelitian ini, pengumpulan data akan dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang menggunakan variabel yang bersifat kualitatif namun akan diukur secara kuantitatif. Pemberian skala ini hanya merupakan pemberian kode (coding) untuk mengubah persepsi/opini secara kualitatif kedalam suatu urutan kuantitatif. Skala pengukuran yang digunakan tersebut bertujuan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi responden tentang suatu kejadian. Masing-masing indikator akan diukur dengan menggunakan skala pengukuran yang akan diberi nilai antara 1 sampai 5 yang menunjukkan tingkatan dari masing-masing indikator. Angka 1 menunjukkan rendah (low) dan 5 menunjukkan tinggi (high). Skala pengukuran ini digunakan untuk 6 mengukur persepsi atau sikap responden terhadap variabel-variabel yang ditanyakan dalam kuesioner.
6.2 Metode Analisa Data
Pada penelitian ini analisa data dilakukan dengan menggunakan analisa regresi berganda. Dimana regresi dilakukan dengan:
·      mengukur keeratan pengaruh secara simultan dari variabel-variabel X terhadap variabel Y dimana Nilai R2 ( 0R2 1) , Semakin besar R2 (mendekati satu) semakin baik hasil regresi dan sebaliknya.
·           Uji F(F test) Pengujian Model (Menghitung Koefisien Determinasi Ganda / R2) yang yaitu melihat pengaruh variabel-variabel X secara simultan terhadap variabel Y dengan cara membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel dimana jika Fhitung > Ftabel maka variabel X secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel Y dan sebaliknya.
·      Uji t (t test) yaitu untuk melihat pengaruh variabel-variabel X secara parsial terhadap variabel Y dengan cara membandingkan nilai thitung dengan ttabel, dimana jika thitung > ttabel maka variabel X ke-i berpengaruh terhadap variabel Y.
  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar