BAB I
PENDAHULUAN
.
1.
LATAR
BELAKANG
Pembangunan
proyek-proyek konstruksi membutuhkan berbagai macam sumber daya dan dalam
jumlah yang beragam pula. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka sering
dilakukan kegiatan pengadaan yang seringkali lebih dikenal dengan istilah procurement. Pengadaan adalah cara dan
proses yang berkaitan dengan penyediaan sumber daya, baik sumber daya yang akan
diolah menjadi fasilitas maupun sumber daya pengolahannya.
Beberapa tahun terakhir ini terjadi
perkembangan yang pesat pada ilmu pengetahuan dan teknolodi, Dengan adanya kemajuan di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi menghasilkan inovasi baru yang
berkembang menuju lebih baik. Sekarang
sudah banyak Elektronik dengan aplikasi-aplikasi yang canggih serta
dengan mudah kita mendapatkan jaringan internet.
E-Procurement
adalah suatu aplikasi untuk mengelola data pengadaan barang/jasa yang meliputi
jasa pengadaan berbasis internet yang didesain untuk mencapai suatu proses
pengadaan efektif, efisien dan terintergasi. Dengan E-Procurement dapat mempermudah peserta lelang dari pihak konsultan
maupun kontraktor dan mengurangi adanya indikasi kecurangan yang terjadi.
Hadirnya
e-procurement belum sepenuhnya mengatasi
permasalahan yang ada karena masih ada beberapa kekurangan yang menjadi
hambatan dalam proses pelaksanaanya, seperti
kurangnya dukungan finansial, terdapat beberapa instansi dan penyedia jasa
lebih nyaman dengan sistem sebelumnya (pengadaan konvensional) kuranganya
dukungan dari top manajemen, kurangnya skill dan pengetahuan tentang
e-procurement serta jaminan keamanan sistem tersebut (Gunasekaran et al.,
2009). Selain itu dalam pelaksanaannya di beberapa daerah terdapat keluhan
bahwa sistem komputer untuk e-procurement
sering macet di saat menjelang deadline tender (Rahardjo, 2010). Salah satu
penyebabnya ialah para peserta lelang menunggu hingga menjelang batas akhir
waktu penawaran dalam memasukkan aplikasi karena takut penawarannya dibocorkan ke
pihak lain. Hal seperti ini disebabkan karena kekurangmatangan pada teknologi
informasi serta kurangnya skill dan pengetahuan terhadap e-procurement.
Berdasarkan apa
yang telah diuraikan diatas maka permasalahan sistem pengadaan (e-procurement) yaitu berkaitan dengan
kinerja dan efisiensi pengadaan barang dan jasa instansi pemerintah sehingga
perlu diangkat dalam sebuah penelitian tentang pengaruh penerapan sistem e-procurement terhadap kinerja dan
efisiensi pengadaan barang dan jasa konstruksi yang mengambil studi kasus pada
instansi jasa konstruksi. Dari penelitian ini diharapkan dapat lebih
mengembangkan penerapan sistem e-procurement
dan dapat memberikan konstribusi terhadap pengembangan
penelitian-penelitian berikutnya mengenai E-procurement.
2. PERUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang diatas, maka
dapat dirumuskan permasalahan
utama
dari penelitian ini yaitu:
· Bagaimana
pengaruh penerapan E-procurement
terhadap kinerja dan efisiensi pengadaan Jasa
Konstruksi pada saat ini di daerah Yogyakarta.
Adapun rincian
permasalahan dari permasalahan utama diatas yaitu
sebagai berikut
:
1. Bagaimana
penerapan E-procurement
pada proses pengadaan Jasa Konstruksi di daerah Yogyakarta pada
sampai saat ini?
2.
Variabel-variabel
apa saja yang berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kinerja sistem
pengadaan dalam penggunaan E-procurement
?
3. Variabel-variabel
apa saja yang berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap efisiensi
sisitem pengadaan dalam penggunaan E-procurement
?
3. TINJAUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah :
1.
Mendeskripsikan tentang
bagaimana penerapan E-procurement
pada proses
pengadaan Jasa Konstruksi di daerah Yogyakarta pada saat ini.
2.
Mengetahui
variabel-variabel apa saja yang berpengaruh secara parsial dan simultan
terhadap kinerja dari sistem pengadaan dalam penggunaan E-procurement.
3. Mengetahui
variabel-variabel apa saja yang berpengaruh secara parsial dan simultan
terhadap efisiensi dari sistem pengadaan dalam penggunaan E-procurement
4. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1.
Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh penerapan e-procurement
dalam pengembangan sistem pengadaan.
2.
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat lebih mengembangkan sistem pengadaan
berbasis elektronik (e-procurement).
3.
Sebagai salah satu bahan informasi tambahan bagi pengembangan penelitian-penelitian
berikutnya.
4. PEMBATASAN MASALAH
Untuk menambah jelasnya materi
pembahasan penulisan penelitian ini dan agar masalah dapat
terfokus pada titik permasalahannya sehingga tidak meluas, maka perlu adanya
batasan-batasan sebagai berikut:
1.
Studi kasus dalam penelitian ini adalah pelaksanaan proses pengadaan yang
menggunakan sistem e-procurement.
2.
Metode pengadaan elektronik (e-procurement) yaitu berupa E-tendering yang
meliputi pelelangan umum/seleksi umum (dengan batasan nilai diatas
Rp50.000.000,00) yang meliputi pengadaan barang/jasa lainnya, pengadaan
pekerjaan konstruksi dan pengadaan jasa konsultasi dengan cara prakualifikasi
dan pascakualifikasi.
3.
Obyek penelitian ini adalah Panitia dan Penyedia Jasa
Konstruksi yang sudah ikut serta dalam penerapkan E-procurement yang
mengacu pada Kepres No 80 tahun 2003.
6. METODOLOGI
6.1
Model penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
dengan menggunakan metode Survei dengan kuisioner sebagai alat pengumpul
data-data primer. Penelitian ini mengukur mengenai pengaruh hasil penerapan E-procurement
terhadap kinerja dan efisiensi pengadaan. penelitian dilakukan dengan melakukan
identifikasi indikator-indikator mengenai hasil penerapan e-procurement.
Indikator-indikator yang diperoleh berasal dari hasil studi pustaka mengenai
penerapan sistem E-procurement.
Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas/independen (X) yang
berasal dari hasil-hasil penerapan e-procurement dan variabel
terikat/dependen (Y) yaitu kinerja dan efisiensi pengadaan. Variabel kinerja
terdiri dari 3 indikator yang meliputi manajemen dan kontrol data, kualitas
hasil dan produksi, dan hubungan dengan mitra kerja. Variabel efisiensi dibagi
menjadi 2 indikator yang meliputi biaya dan waktu. Indikator-indikator pada
variabel Y tersebut diperoleh dari pengelompokan hasil penerapan E-procurement berdasarkan
hasil diskusi dan expert judgement.
6.2
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan
data dilakukan dengan cara penyebaran kuisioner kepada panitia pengadaan pada
Unit layanan Pengadaan Pemerintah Kabupaten atau pihak-pihak yang terlibat
dalam sistem E-procurement.
Kuisioner berbentuk Pemgumpulan data
dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner dan wawancara tak terstruktur yang
dilakukan terhadap para responden. Responden diberikan waktu beberapa hari
untuk mengisi kuisioner dan kemudian diserahkan kembali kepada peneliti, serta
melakukan wawancara tak terstruktur terhadap salah satu atau lebih responden
yang dianggap paling berkompeten dan berpengalaman di bagiannya sebagai
narasumber terhadap beberapa hal yang belum dipahami oleh peneliti.
6.3
Pengukuran Variabel
Pada penelitian ini, pengumpulan data
akan dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang menggunakan variabel yang
bersifat kualitatif namun akan diukur secara kuantitatif. Pemberian skala ini
hanya merupakan pemberian kode (coding) untuk mengubah persepsi/opini
secara kualitatif kedalam suatu urutan kuantitatif. Skala pengukuran yang
digunakan tersebut bertujuan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
responden tentang suatu kejadian. Masing-masing indikator akan diukur dengan
menggunakan skala pengukuran yang akan diberi nilai antara 1 sampai 5 yang
menunjukkan tingkatan dari masing-masing indikator. Angka 1 menunjukkan rendah (low)
dan 5 menunjukkan tinggi (high). Skala pengukuran ini digunakan
untuk 6
mengukur persepsi atau sikap responden terhadap variabel-variabel yang
ditanyakan dalam kuesioner.
6.2
Metode Analisa Data
Pada penelitian ini analisa data
dilakukan dengan menggunakan analisa regresi berganda. Dimana regresi dilakukan
dengan:
· mengukur
keeratan pengaruh secara simultan dari variabel-variabel X terhadap variabel Y
dimana Nilai R2 ( 0≤R2 ≤1) , Semakin besar R2
(mendekati satu) semakin baik hasil regresi dan sebaliknya.
·
Uji F(F test) Pengujian
Model (Menghitung Koefisien Determinasi Ganda / R2) yang yaitu melihat pengaruh
variabel-variabel X secara simultan terhadap variabel Y dengan cara membandingkan nilai
Fhitung dengan Ftabel dimana jika Fhitung > Ftabel maka variabel X secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel Y dan sebaliknya.
· Uji
t (t test) yaitu untuk melihat pengaruh variabel-variabel X secara parsial
terhadap variabel Y dengan cara membandingkan nilai thitung dengan ttabel,
dimana jika thitung > ttabel maka variabel X ke-i berpengaruh terhadap
variabel Y.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar